Senin, 29 Maret 2010

Menggabungkan Six Sigma dan Balance Scorecard

(managementfile - Quality) - Untuk melakukan continuous improvement dalam organisasi, salah satu metode yang digunakan adalah Six Sigma. Jika Six Sigma digabungkan dengan Balanced Scorecard, maka keduanya menjadi tool yang makin powerful, karena menyelaraskan antara proyek Six Sigma dengan tujuan dan strategi organisasi.


Six Sigma merupakan aktivitas proyek yang dilakukan organisasi dalam rangka continuous improvement, yang diharapkan dapat menghasilkan penghematan sekaligus meningkatkan kinerja.

Sementara itu, Balanced Score Card merupakan tool yang dapat membantu organisasi untuk berfokus kepada aspek-aspek penting dalam bisnis, sekaligus melakukan evaluasi terhadap perkembangan yang sudah dicapai. Dalam Balanced Score Card, karyawan harus mengubah tujuan organisasi menjadi metrik kinerja dari empat aspek. Keempat aspek berikut inilah yang menjadi sudut pandang dari Balanced Score Card.

• Customer: bagaimana pelanggan memandang organisasi?
• Internal Process: di area mana yang seharusnya menjadi unggulan organisasi?
• Learning/Growth: bagaimana organisasi dapat meningkatkan dan menciptakan value?
• Financial: bagaimana pemegang saham memandang organisasi?

Bagaimana Six Sigma dan BSC bisa menjadi perpaduan yang sempurna? Intinya adalah karena keduanya merupakan metode yang dapat membantu meningkatkan kinerja dari organisasi.

BSC membantu dalam rangka menunjukkan area-area mana saja yang perlu ditingkatkan. Melalui BSC, maka metric-metrik akan memperoleh 3 jenis rating, yakni merah untuk buruk, kuning untuk mixed, dan hijau untuk sempurna. Dengan rating ini, maka kita dapat mengetahui aspek mana yang perlu diperbaiki. Selanjutnya, maka dirancanglah proyek-proyek Six Sigma yang ditujukan untuk meningkatkan aspek-aspek yang lemah.

Metode Six Sigma menjalankan proyek-proyek yang berupaya dalam meningkatkan kinerja organisasi. Sementara itu, BSC kembali menjadi metrik yang menjadi tolak ukur dari kemajuan dari kinerja organisasi. Jadi, penggunaan BSC menjadikan proyek Six Sigma yang dilakukan selaras dengan tujuan dan strategi organisasi. Apa yang menjadi focus organisasi, kemudian ditingkatkan lewat Six Sigma.

Faktor yang menjadi kunci sukses dari penggunaan Six Sigma dan BSC ini adalah partisipasi dari seluruh karyawan untuk berpartisipasi dalam melakukannya. Pentingnya Six Sigma dan BSC harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh karyawan.

Balanced Scorecard juga bermanfaat sebagai alat mengkomunikasikan strategi pada karyawan. Melalui BSC. maka karyawan akan dapat memahami bahwa kontribusi mereka terkait langsung dengan kinerja organisasi. Mereka akan memahami bahwa . empat perspektif dalam BSC saling berpengaruh satu sama lainnya. Sehingga, keempat perspektif tersebut semuanya harus berjalan dengan baik, jika strategi ingin berjalan dengan lancar, dan tujuan organisasi tercapai.

Ketika rating jatuh ke indikator merah, tentunya ini menunjukkan bahwa terdapat kinerja yang bermasalah. Jika karyawan paham pentingnya Six Sigma dan BSC, maka mereka akan berinisiatif untuk mengambil langkah dalam melakukan perbaikan dalam area yang bermasalah tersebut. Apalagi, jika satu area mengalami masalah, maka ini berpotensi menghasilkan masalah ke area lainnya.

Sehingga, Six Sigma dengan Balanced Scorecard akan menjadi tools yang powerful jika digabungkan. Six Sigma meningkatkan kinerja, sementara BSC menyediakan indikator lewat metrik untuk mengevaluasi kinerja. Penggunaan keduanya juga memungkinkan untuk menyelaraskan antara continuous improvement dengan strategi dan tujuan organisasi.


Sumber :
Rinella Putri
Associate Analyst Vibiz Research Center
http://www.managementfile.com/column.php?sub=quality&id=1944&page=quality
11 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar